Thursday, January 31, 2013

PENGUJIAN KUALITAS AIR


a)    Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran PH biasanya dilakukan dengan kertas lakmus, PH meter atau Water Quality Checker. Pengukuran daya hantar listrik dilakukan untuk melihat kandungan garam dalam air.  Apabila kandungan garam dalam air tinggi, maka pada pengukuran nilai daya hantar listrik (DHL)nya juga tinggi.  Pengukuran daya hantar listrik dilakukan dengan menggunakan conductivity meter atau Water Quality Checker. Pengukuran kekeruhan (turbidity) sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam air terkandung banyak organisme (plankton), apabila organisme terlalu padat maka dilakukan pengenceran. Pengukuran kekeruhan dapat dilakukan dengan menggunkan turbidity meter, Water Quality Checker, ataupun Spektrofotometer.
Dalam praktiknya di laboratorium, pengujian DO, BOD, dan COD dapat dilakukan dengan analisis volumetri maupun dengan analisis spektrofotometer. Kadar oksigen dalam air dapat ditentukan dengan dua cara yaitu dengan cara titrasi (atau titrimeteri) dan dengan menggunakan alat ukur elektrononik seperti DO meter dan Spektrofotometer.
Penentuan oksigen secara titrimeteri dilakukan menurut metoda standar Winkler dengan menggunakan titrasi iodometri. Dengan menggunakan botol winkler atau juga metoda Iodometri, Dalam Metoda ini oksigen tidak dititrasi secara langsung akan tetapi diikat terlebih dahulu dengan pereguksi Mn(OH)2 sehingga terbentuk endapan coklat Mn(OH)2. Endapan ini dalam kondisi asam akan larut dan membebaskan I2 dari KI.  I2 bebas dari dalam air akan berwarna kuning sampai kecoklatan tergantung pada jumlah molekul yang ada .  Jumlah I2 bebas inilah yang akan ditentukan jumlahnya dengan jalan titrasi dengan thiosulfat (S2O3=). Karena jumlah molekul thiosulfat diketahui sebelumnya (0,025N) dan jumlah atau volume yang digunakan untuk mengikat I2 dapat dilihat pada akhir titrasi, maka kadar O2 terlarut dalam air dapat dihitung.
Prosedur pengujian COD :
0,3 gr HgSO4 ditambahkan 5 ml sampel (dalam tabung reflux), kemudian tambahkan pula 2,5 K2Cr2O7 dan 5 ml H2SO4. Berikutnya sampel dioven dalam suhu ± 135°C selama 2 jam. Setelah dioven, sampel dipindahkan ke elmeyer, tabung reflux dibilas dengan 20 ml aquadest. Kemudian sampel ditambah 3 tetes feroin dan dititrasi menggunakan FAS hingga terjadi perubahan warna dari kuning-hijau-coklat. Melakukan penghitungan COD dengan rumus:
Mg/L COD = (blanko – sampel) x n x 8 x 1000
                                                                                             ml sampel
Prosedur pengujian BOD :
Mengukur nilai DO0 dengan menggunakan water checker. Sampel dimasukkan ke dalam botol BOD sampai penuh. Tutup dan balut botol dengan menggunakan kertas karbon ( ini bertujuan agar cahaya matahari tidak menembus botol). Kemudian sampel diinkubasi dalam ruang gelap selama 7 hari. Setelah inkubasi 7 hari, sampel diukur menggunakan water checker untuk mendapat nilai DO7.
Dari pengujian BOD = (DO0 - DO7) x factor penngencer
Alkalinitas diukur dengan cara titrasi dengan asam yang distandarisasi sampai titik akhir methyl orange (MO) pada sekitar pH 4.3 dan dicerminkan sebagai mg/L sebagai CaCO3. Sebagian besar air beralkalinitas tinggi juga mempunyai pH alkalin (pH >7) dan konsentrasi TDS yang tinggi (Jatilaksono, 2009).
Prosedur penentuan alkalinitas air
·         Titrasi dengan indikator phenolphtalein
-       Sampel diambil 100 ml lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.
-       Kemudian ditambahkan 2-3 tetes indikator phenolphtalein.
-       Jika setelah ditambah indikator, larutan tidak berwarna maka kadar OH- dan CO32- kecil sekali atau nilai P=0.
-       Jika setelah ditambah indikator larutan menjadi berwarna merah lembayung maka larutan dititrasi dengan larutan H2SO4 0,02 N hingga larutan menjadi tidak berwarna dan dicatat volume titrasi.
·         Titrasi dengan indikator metil oranye
-       Sampel diambil sebanyak 100 ml lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.
-       Kemudian ditambahkan 3-4 tetes indikator metil oranye sehingga larutan menjadi kuning oranye.
-       Selanjutnya larutan dititrasi dengan larutan H2SO4 0,02 N hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda dan dicatat volume titrasi.
Peralatan-peralatan yang dapat digunakan untuk mengukur parameter kualitas air :
  • Termometer untuk pengukuran suhu
 Thermometer harus dilindungi dengan pipa PVC atau sejenis lainnya untuk menghindari dari benturan (pecahnya alat) dan rusaknya air raksa pada thermometer tersebut.
Cara Kerja       : Tali diikatkan pada pipa dan masukkan thermometer kedalam air sampel kolam dan biarkan selama 5 menit, lihat hasilnya dan 
catat hasilnya.

  • Secchi disc untuk pengukuran kecerahan
 Cara penggunaan: Celupkan secchi disk kedalam air sampai warna hitam dan putih pada keping tersebut tidak dapat dibedakan lagi. Jarak antara secchi disk dengan permukaan air adalah nilai transparansi/kejernihan air. Dalam pengukuran hendaknya dilakukan pengukuran berulang-ulang (minimal sebanyak 3 kali) untuk mendapatkan nilai kedalaman penetrasi yang akurat.
  • Salinometer dan Refraktometer untuk pengukuran salinitas
 Cara Kerja       :
§  Bersihkan permukaan prisma refraktometer dengan aquadest.
§  Keringkan permukaan prisma dengan tissue.
§  Kalibrasi alat refraktometer pada salinitas ppt, yaitu dengan cara meneteskan aquadest pada permukaan prisma refraktometer dan lihat salnitasnya melalui lensa refraktometer seperti pada gambar 2.
§  Putar skrup dengan obeng jika salinitasnya tidak dapat diposisi nol.
§  Keringkan permukaan prisma degan tissue.
§  Teteskan sampel air pada permukaan prisma dan lihat hasilnya melalui lensa refraktometer.

  • DO meter
Cara Kerja       :
Mengkalibrasi alat pada skala nol.
Kemudian memasukkan probe DO meter ke dalam permukaan air/larutan yang diukur kadar O2-nya.
Membiarkan beberapa saat dan melihat angka yang ditunjukkan oleh alat.

  • Kertas lakmus dan pH meter untuk pengukuran pH
Cara Kerja Kertas Lakmus
          Mencelupkan ujung kertas lakmus/kertas pH lakmus pada larutan, membiarkan beberapa saat sampai warna ujungnya berubah.Membandingkan warna hasil celupan tadi dengan warna pH yang telah ditentukan oleh besar pH tertentu.

Cara Kerja pH meter
Mencelupkan alat ke air
*   Melihat skala dan menekan tombol (pH meter)

  • Planktonnet (jarring plankton)
Prinsip Kerja Jaring Plankton
Semua jaring plankton berbentuk kerucut, dengan mulut rasio panjang 1:03-1:05. Jaring kecil (lima sampai delapan inci dan diameter 15-20 inci panjang) cocok untuk amatir.
Cara Kerja Jaring Plankton
Pasangkan botol bervolume 50ml di mulut planktonnet, tuangkan 50ml sampel melalui mulut jarring, air akan tersaring dan tertampung ke dalam botol. Kepadatan plankton dapat terukur melalui endapan yang tertangkap dalam saringan dengan pengamatan mikroskopis.
Fungsi Jaring Plankton
            Fungsi dari Jaring Plankton ini adalah untuk menangkap bethos, yaitu sejenis organisme yang menempel di peraira.




# SEMOGA BERMANFAAT ^_^ #

Tuesday, January 29, 2013

Sistem Informasi Geografis (SIG)


Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat yang sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data atribut dan spasial (Prahasta, 2002). Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki referensi geografi. SIG tersusun atas komponen-komponen yang saling berintegrasi satu sama lain. Secara garis besar SIG tersusun atas 4 komponen, yaitu: perangkat keras (Hardware), perangkat lunak (Software), data dan informasi geografis (data spasial dan data atribut), dan sumberdaya manusia (Humanware).
 SIG dapat menangani berbagai macam aplikasi, seperti: sumberdaya alam, perencanaan, kependudukan atau demografi, lingkungan, pertanahan, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan militer. Tujuan pokok dari pemanfaatan SIG adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi objek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam SIG adalah data yang terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri, 1985).
Sumber data SIG sebagian besar dari data penginderaan jauh. Sumber lain berasal dari hasil survey dan data-data sekunder lainnya seperti sensus, catatan, dan laporan yang terpercaya.